Selasa, 01 November 2011

pengenalan dan atribut KMHDI


BENTUK ORGANISASI
Organisasi ini bernama Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia, yang mengandung pengertian :
KESATUAN         : Keanekaragaman yang menjadi satu dan utuh
MAHASISWA      : Pelaku kegiatan intelektual
HINDU DHARMA : Landasan Spiritual
INDONESIA         : Ruang lingkup Nasional dan Kebangsaan

TUJUAN PEMBENTUKAN ORGANISASI
KMHDI memiliki tujuan awal untuk menyatukan aspirasi serta kekuatan mahasiswa Hindu Indonesia dalam wadah bersama secara formal. Dalam perkembangan berikutnya nilai-nilai dasar perjuangan ini dipertegas dengan eksplorasi ide menuju organisasi yang modern, sehingga terumus kemudian bahwa tujuan KMHDI adalah “Memberi dasar bagi masa depan umat Hindu yang lebih baik”.

LAMBANG KMHDI


Keterangan :
LINGKARAN
Satu kesatuan utuh yang tidak terpisahkan.
ASTA DALA
Delapan kemahakuasaan Tuhan, kader KMHDI mampu berfikir multidimensional yang mempertimbangkan berbagai aspek kehidupan.
TRI DATU
Merah, putih, hitam. tiga manifestasi Tuhan sebagai pencipta, pemelihara, dan pelebur. Kader KMHDI memiliki daya pikir yang inovatif, berani menegakkan nilai-nilai Dharma
2
SEGI LIMA
Konsep Panca Sradha, lima dasar kepercayaan Agama Hindu.
BUKU TERBUKA & KOSONG
Buku Terbuka =  Ilmu pengetahuan bersifat universal. Kosong =  Kemurnian pengabdian KMHDI.
NYALA OBOR
Semangat perjuangan dalam mewujudkan tujuan KMHDI.
KEPULAUAN INDONESIA
KMHDI berwawasan Nasional dan menghargai Bhineka Tunggal Ika
SWASTIKA
Lambang Agama Hindu, Sumber keselamatan dunia. Menegaskan KMHDI adalah  organisasi berdasarkan Hindu.


ASTA PRASETYA BRAHMA CARYA (IKRAR KMHDI)
Adalah komitmen KMHDI terhadap aspek-aspek Dharma Agama dan Dharma Negara dalam bentuk janji atau ikrar.
1.     Kami Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia, berjanji senantiasa setia dan menjunjung tinggi Pancasila dan UUD 1945.
2.     Kami Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia, senantiasa berpegang teguh pada hukum agama dan hukum negara.
3.     Kami Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia, senantiasa mengobarkan semangat cita-cita perjuangan bangsa.
4.     Kami Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia, senantiasa mengabdi dan berbakti kepada bangsa, negara, dan tanah air Indonesia.
5.     Kami Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia, senantiasa menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan bangsa.
6.     Kami Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia, senantiasa mendukung program pembangunan yang berkeadilan sosial.
7.     Kami Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia, senantiasa menjaga. menegakkan, melestarikan dan mengembangkan budaya bangsa.
8.     Kami Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia, senantiasa menjadi pelopor pengamalan nilai-nilai ajaran Dharma dalam kehidupan bermasyarakat.
 MARS KMHDI

Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia
Pengemban Dharma agama dan Dharma negara
Moksartham Jagathita Ya Ca Iti Dharma
Tepati janji Brahmacarya
Reff :     
Galang persaudaraan, emban tugas mulia
Sadar sang diri kewajiban bersama
Pengabdian masyarakat yang utama
Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia
Berlandaskan  Pancasila sebagai dasar negara
Wujudkan kader muda bakti pada nusa
Sukseskan pembangunan bangsa
Reff :     
Galang persaudaraan, emban tugas mulia
Sadar sang diri kewajiban bersama
Pengabdian masyarakat yang utama
Bridge :
Kejarlah prestasi di segala bidang
Abdikan kreasi `tuk Ibu Pertiwi
Hyang Widhi merestui Karma Yoga ini
Damai di hati,  dunia, s`lamanya (2X)

SEMBOYAN KMHDI
 “Satyam Eva Jayate”
Artinya: hanya kebenaranlah yang akan menang

Berasal dari :
“Satyam eva jayate nanrtam”  (Mundaka Upanisad III.1.6)
Yang artinya:   hanya kebenaranlah yang akan menang bukan ketidakadilan


`PIMPINANA DAERAH KESATUAN MAHASISWA HINDU DHARMA INDONESIA SULAWESI TENGGARA
SEJARAH PERJALANAN TERBENTUKNYA KMHDI SULTRA




2.1          LATAR BELAKANG KONDISI MAHASISWA NASIONAL
Memasuki awal tahun 1990-an, kebijakan Normalisasi Kehidupan Kampus/Badan Koordinasi Kemahasiswaan (NKK/BKK) dicabut dan sebagai gantinya keluar Pedoman Umum Organisasi Kemahasiswaan (PUOK). Melalui PUOK ini ditetapkan bahwa organisasi kemahasiswaan intra kampus yang diakui adalah Senat Mahasiswa Perguruan Tinggi (SMPT), yang didalamnya terdiri dari Senat Mahasiswa Fakultas (SMF) dan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM).
Dikalangan mahasiswa secara kelembagaan dan personal terjadi pro kontra menanggapi SK tersebut. Oleh mereka yang menerima, diakui konsep ini memiliki sejumlah kelemahan namun dipercaya dapat menjadi basis konsolidasi kekuatan gerakan mahasiswa. Argumen mahasiswa yang menolak mengatakan bahwa konsep SMPT tidak lain hanya semacam hidden agenda untuk menarik mahasiswa ke kampus dan memotong kemungkinan aliansi mahasiswa dengan kekuatan di luar kampus.
Dalam perkembangan kemudian, banyak timbul kekecewaan di berbagai perguruan tinggi karena kegagalan konsep ini dalam eksperimentasi demokrasi. Mahasiswa menuntut organisasi intra kampus yang mandiri, bebas dari pengaruh korporatisasi negara termasuk birokrasi kampus. Setelah sekian lama menunggu tanpa adanya perbaikan, tidaklah mengherankan bila akhirnya mahasiswa di berbagai daerah kembali menghidupkan model organisasi ekstra kampus sebagai alternatif yang independen.
Hal inilah yang juga dipikirkan oleh generasi muda Hindu pada saat itu. Menyikapi permasalahan bangsa yang semakin kompleks menuntut demokratisasi, sedangkan pemerintah masih tetap menyekap ruang gerak kebebasan di dalam kampus, persatuan dan solidaritas mahasiswa Hindu dari berbagai daerah muncul untuk mewujudkan sebuah wadah bersama.

 

2.2          LATAR BELAKANG KONDISI MAHASISWA HINDU NASIONAL
Situasi mahasiswa Indonesia di tanah air, sebagaimana yang disebutkan diatas, membawa pengaruh yang besar pada mahasiswa Hindu di awal dekade 90-an. Mahasiswa Hindu yang pada saat tersebut telah memiliki jaringan informasi internal yang bersifat Informal diantara beberapa organisasi mahasiswa Hindu yang terpisah-pisah, akhirnya tergerak untuk membuat  suatu aringan informasi yang permanen diantara mereka.
Setelah jaringan informasi mahasiswa Hindu Indonesia makin solid, para pelaku pertukaran informasi didalamnya (yang notabene adalah para ketua organisasi mahasiswa Hindu lokal), memunculkan suatu keprihatinan tentang ketiadaan suatu organisasi mahasiswa Hindu yang bersifat Formal dan sekaligus berjangkauan nasional. Ketiadaan organisasi ini, membuat aspirasi mahasiswa Hindu Indonesia tersumbat, dan seringkali terpaksa disalurkan melalui organisasi-organisasi lain yang bukan khas mahasiswa Hindu. Akhirnya, masa-masa awal dekade 90-an menjadi masa-masa pematangan ide tentang suatu organisasi Mahasiswa Hindu Indonesia yang berjangkauan nasional.

OM SUASTIASTU,
                Sebelum adanya KMHDI sekarang ini merupakan suatu  wadah tempat teman2 berkumpul dikos- kosan dan berbagi pengalaman dari  berbagai dareah yang berjauhan karena wilayah sultra kepulauan.
1.       dengan dasar itu muncul nama KMHB (kerukunan mahasiswa Hindu Bali) sebagian besar memang beragama Hindu dari Bali.
2.       Mempererat tali persaudaraan melalui kegiatan olah raga yang bekerja sama dengan Banjar.
3.       1993 dan sebelumnya ditingkat Mahasiswa sudah mulai menyerukan persatuan dari kerukunan menjadi korwil.
4.       dalam waktu yang singkat wilayah Indonesia bagian jawa bali mengadakan pertemuan sehingga terbentuk KMHDI.


PERIODE  I (pertama) 1994 – 1996
                Ketua Ketut Wihara dan Sekretaris Wayan siwo yase, pada periode ini merupakan peletakan dasar KMHDI di sultra. Modal yang dimiliki pada saat itu merupakan semangat dan kerukunan sementara dalam proses berorganisasi belum teratur dan belum ada istilah pengkaderisasian yang ada kita berkumpul menyatukan diri dan saling membahu dalam aktivitas
1.       Mengajar dikalangan adik –adik SMA yang ada dikota kendari
2.       Mengajar ditingkat perguruan tinggi sesama teman karena belum ada dosen agama Hindu
3.       Berolah raga sebagi media kita untuk berkumpul
4.       dan masih banyak yang lainya dalam hal bekerjasama dengnan banjar dikendari.

PERIODE KE II (DUA) 1996 – 1998
                Ketua Wayan siwo Yase Sekretaris Nyoman Abdi, pada periode ini sudah mulai ada proses berorganisasi dan penertioban administrasi dan struktur yang jelas. Kondisi mahasiswa pada saat itu sangat banyak dan sudah berbaur erat dengan masyarkat kota kendari.
1.       Mulai mendalami apa itu KMHDI sesungguhnya  dan sudah ada Yang mengikuti kegiatan secara nasional
2.       pendirian pura atau pembangunan puru dikota kendari
3.       Mulai mensosialisasikan KMHDI Melalui momen Drama, pertandingan persabatan keDesa-desa yang dekat dengan wilayah kota.
4.       KMHDI Mulai eksis dimasayarakat kota dan tulang punggung kegiatan dipura kota kendari.
5.       Mengajar SMA dan Teman sejawat dalam hal Pengetahuan Agama.

PERIODE KE III (TIGA) 1998 – 2000
                Ketua Nyoman Abdi Sekretaris Made Piarsana, pada saat ini tidak jauh beda apa yang dilakukan oleh pengurus yang sebelumnya namun ada beberapa pion yang menonjol.
1.       dengan jumlah kader yang banyak dan aktif sehingga sudah mulai berani tampil keluar daerah keluar dari wilayah kota untuk mensosialisasikan KMHDI Namun hal itu juga masih sebatas kantung2 umat yang banyak anaknya kuliah
2.       Memberikan dharma wacana baik dipura kota maupun dipura yang ada diluar kota kendari
3.       Mengabdikan diri pada masyarakat.

PERIODE KE IV (EMPAT) 2000 – 2002
                Ketua Nyoman Parsana Sek Putu Sukarningati KMHDI sudah tidak asing lagi ditelinga masrakat sulawesi tenggara, karena pengabdian yang dijalankan betul-betul bermamfaat bagi masyarakat dan tepat waktu KMHDI memberikanya. Seiring dengan itu didalam tubuh KMHDI sendiri Sudah terjadi perombakan besar2an dala hal berorganisasi.
1.       Keeksistansian KMHDI sudah diakui oleh masyarakat kota dan kabupaten.
2.       mengikuti kegiatan baik ditingkat daerah maupun nasional
3.       pertama kalinya mengenal proses pemberian materi keorganisasian memang materi KMHDI.
4.       Kegiatan yang menonjol pada saat ini adalah bhakti social kedaerah –daerah yang tertimpa banjir dan tanah longsor.
5.       akhir dari periode ini sudah banyak muncul kader-kader yang betul cinta kepada KMHDI dan sudah memahami KMHDI

PERIODE KE V (LIMA) 2002 – 2004
                Ketua made sugamayasa sekretaris Wayan jasana ppada periode ini memang kader KMHDI sudah militant dan idealis terhadap jati diri KMHDI sehingga dalam perjalananya mulai bertentangan dengan tokoh –tokoh Umat sendiri yang mana tidak bisa menerima sikap dari pada PD KMHDI Sultra. Perubahan yang terjadi adalah :
1.       PD KMHDI Sultra berencana membuat mes KMHDI dan bekerja sama dengan dosen Agama Hindu  namun yang terjadi adalah KMHDI diperbodohi dan nama yang sudah ada tercoreng oleh salah satu orang dalam hal pembuatan mes KMHDI sementara dana yang diperoleh hanya untuk kepentingan pribadi.
2.       PD KMHDI Bergabung DI KNPI Prop dalam memperluas jaringan pada saat itu
3.       Pimpina Pusat pada saat itu Gede udiantara berkunjung ke  sultra dalam menjalankan tugasnya dan melantik pengurus yang baru.
4.       Mengatasi permasalahan itu maka PD KMHDI bentuk team BUletin sebagi wahana untuk berkreasi memnyampaikan informasi terbit setiap purname tilem.
5.       pertengahan periode mulai bertentangan dengan Parisada, Peradah, Dosen dan pembimas sendiri dalam hal independent KMHDI, Melalui kejadian tersebut banyak terjadi pro dan kontra dikalangan masyarakat kota kendari untuk mengatsinya dibentuk Forum Peduli Umat Sementara dalam perjalananya terseok –seok begitu banyaknya tekanan dari lembaga hindu yang lainya
6.       Kader KMHDI pada kondisi seperti itu merapatkan barisan dan memcari solusi dengan membentuk jaringan kemasyarakat sambil mensosialisasikan kegiatan- kegiatan KMHDI Sultra
7.       Meningkatnya dukungan masyarakat dikabupaten terhadap masalah yang dihadapi ditingkat provinsi maka KMHDI mengadakan DIALOG ANTAR LEMBAGA-LEMBAGA HINDU DAN CENDEKIAWAN HINDU SE-SELULAWESI TENGGARA.
8.       Hasil daripada dialog tersebut direkomendasikan kepusat dan mendapat respon positif sehingga mendapat dukunga dari berbagai pihak diluar sultra dan dilam sultra sebagian tokoh umat.

PERIODE KE VI (ENAM) 2004 -2006)
                Ketua Putu sudiartawan sekretaris Iwayan sudiarta, Pada periode ini pada saat tahun awal masih panasnya kasus-kasus yang terjadi dan KMHDI tetap pada pendiriannya tidak tergiur oleh keinginan sejenak. Dalam hal menindak lanjuti permasalahan tersebut pada periode terdahulu KMHDI tetap pada komitmen perjuangan kita untuk kepentinganorang banyak dan perbaika organisai hindu disultra yang lebih baiksecara khusus.
1.       Sementara itu sukawesi tenggara mempunyai Hajatan yang besar yakni Rakernas Peradah selaku tuan Rumah Namun Namun pada saat itu KMHDI dan peradah, parisada bertentangan dalam pemikiran sehingga keterlibatan dalam panitia sebatas person bukan organisasi sehingga Rakernas Peradah terjadinya sangat Fatal dan mencoreng Nama baik sultra. Sementara teman2 KMHDI diluar sultra mengadakan penyelidikan khusus dalam rangka rakernas itu selama 2 hari yang dipimpim oleh kakanda Agus Udayana dan rombongan
2.       Berjalan kepengurusan ini sekitar 4 bulan Parisada dan Peradah Mengadakan Lokasabha dan keterlibatan KMHDI sangat berpengaruh jalanya Lokasabha peradah dan Parisada sehingga terbentuk pengurus yang sesuai dengan kehendak KMHDI dan beberapa Tokoh Umat di kendari.
3.       KMHDI Sultra melaksanakan kegiatan TOT Se-Sulawesi berjalan dengan sukses dan dari pusat Hadir Made Mahardika, S.T. Sementara pada saat itu saudara sekretaris ada dib CIBUBUR Mengikuti Kegiatan Nasional Kerukunan antar Umat beragama dan Saudara ketua baru dianggakat menjadi karyawan di BPD, Namun dari kesigapan teman-teman kegiatan sukses dan sesuai rencana.
4.       Menginjak pertengaahan Tahun PD KMHDI Sultra Mulai goyah kader-kader PD KMHDI rata-rata sudah pada pulang kampung dan sebagian besar terikat oleh PNS.
5.       PD KMHDI Sultra mengalami goncangan dari anggota KMHDI sendiri menginginkan kembali memunculkan kebersamaan melalui kegiatan – kegiatan social kemasyarakat sementara itu ketua terikat oleh pekerjaan sehingga sekretaris mengambil alih kegiatan ketua kurang lebih satu tahun
6.       masa peralihan itu banyak yang menginginkan lokasabha luarbiasa namun dapat diteratasi dan program kerja KMHDI berjalan sebagimana mestinya
7.       Pada tanggal 19 juli PD KMHDI menyurat secara serentak ke tiga kabupaten yang ada universitasnya yakni kab. Kolaka, Kab. Buton, Kab. Konawe atas bantuan kakanda KMHDI Sultra untuk membentuk PC Diwilayah / kab tersebut. Dan hasilnya pada tanggal  08 Oktober 2006 PC KMHDI Kolaka dilantik yang beranggotakan +- 35 Orang( Dua anggkata 2005da 2006)
8.       PD KMHDI Melaksanakan Lokasabha Ke VII dan terpilih saudara Gede Indra Astawa sebagai Ketua dan Putu Desak Alit Yastuti sekretaris
PERIODE KE VII (KETUJUH) 2006-2008
                Setelah dilaksanakannya Lokasabha VII dengan terpilihnya Gede Indra Astawa dan Putu Desak Alit Yastuti sebagai Sekretaris, maka terbentuklah kepengurusan yang baru periode 2006-2008 yang diharapkan mampu membawa KMHDI kadalam perubahan, kemajuan dalam mengkader tunas-tunas Hindu yang berkualitas.
1.       Pada awal kepengurusannya Gede Indra terjadi peristiwa yang membuat KMHDI Sultra terpuruk, ketua KMHDI Sultra Gede Indra keluar dari KMHDI karena menikah dan lebih memilukan lagi menikah dan pindah agama. Ini adalah cermin bagi kita betapa lemahnya sradha kader-kader KMHDI di Sultra. Sungguh mencoreng nama KMHDI Sultra pada khususnya sehingga terjadi krisis kepercayaan dan kepemimpinan dalam KMHDI Sultra. Tapi hal ini sepenuhnya tak bisa disalahkan, karena inilah jalan hidup manusia.
2.       Awal bulan Februari 2007 ditengah-tengah krisis kepercayaan baik oleh anggota maupun oleh umat Hindu Sultra, PD KMHDI Sultra mengadakan Lokasabha Luar Biasa dan memilih ketua yang baru dengan Putu Desak Alit Yastuti Sebagai ketua dan Made Miarsana sebagai Sekretaris.
3.       Pada awal bulan April 2008 kembali terjadi pergantian ketua, Putu Desak Alit juga Keluar Dari KMHDI karena desakan dari keluarga untuk menikah dan digantikan oleh Made Miarsana selaku Sekretaris menjadi Plt Ketua.
4.       Diawal kepengurusannya, PD KMHDI Sutra mulai bangkit dan mendapat kepercayaan kembali oleh umat Sultra, hal ini ditunjukan dalam peran KMHDI dalam menyukseskan Utsawa Dharma Gita Nasional yang dilaksanakan pada bulan Juli 2008.
5.       Pertengahan Bulan Agustus 2008, Made Miarsana selaku Plt Ketua bersama teman-teman KMHDI membuat sekretariat yang tetap karena selama ini setiap pergantian ketua, sekretariatnya selaku berubah sesuai dengan tempat ketua yang terpilih.
PERIODE KE VIII (KEDELAPAN) 2009-2011
                Pada Tanggal 9 Mei 2009 PD KMHDI Sultra mengadakan Musyawarah Daerah (Lokasabha VIII) dan Seminar Nasional dengan terpilihnya I Gede Putra Adnyana sebagai Ketua dan wayan trimawiasa sebagai sekretaris. Diawal kepengurusannya, KMHDI Sultra mulai diakui oleh Umat Sedharma Sultra dengan berbagai gebrakan-gebrakan untuk mengajegkan Hindu. Hal ini mendapat respon yang sangat positif dikalangan umat Hindu Sultra.
1.       Pada awal bulan Juli 2009, KMHDI memfasilitasi adik-adik pelajar SMA untuk membentuk suatu persatuan untuk menjalin kebersamaan  Umat Hindu dikalangan pelajar yang disebut PPHD Kota Kendari (Persatuan Pelajar Hindu Dharma) yang pada tanggal 1 Agustus 2009 bertepatan dengan adanya rahinan Saraswati diadakan Pengukuhan Oleh Parisada Provinsi.
Program Kerja
1.       Biro Kaderisasi dan Organisasi
·           melaksanakan MPAB tahun 2009 dan 2010 dengan peserta yang sangat funtustis! 104 anggota baru untuk 2009 dan 96 anggota baru untuk 2010.
·           Melaksanakan DMO tahun 2010 dan 2011, dengan jumlah peserta yang tidak begitu mencengangkan. Tapi semangatnya yang patut mendapat apresiasi.
·           Melaksanakan TOT VII regional Sulawesi yang dihadiri 56 peserta dan peninjau seluruh PD/PC dalam regional Sulawesi.
·           Mengutus delegasi pada Rakornas IX KMHDI di Mataram, 3-5 September 2009