`PIMPINANA DAERAH KESATUAN MAHASISWA HINDU
DHARMA INDONESIA SULAWESI TENGGARA
SEJARAH
PERJALANAN TERBENTUKNYA KMHDI SULTRA
2.1
LATAR BELAKANG
KONDISI MAHASISWA NASIONAL
Memasuki
awal tahun 1990-an, kebijakan Normalisasi Kehidupan Kampus/Badan Koordinasi
Kemahasiswaan (NKK/BKK) dicabut dan sebagai gantinya keluar Pedoman Umum
Organisasi Kemahasiswaan (PUOK). Melalui PUOK ini ditetapkan bahwa organisasi
kemahasiswaan intra kampus yang diakui adalah Senat Mahasiswa Perguruan Tinggi
(SMPT), yang didalamnya terdiri dari Senat Mahasiswa Fakultas (SMF) dan Unit
Kegiatan Mahasiswa (UKM).
Dikalangan mahasiswa secara kelembagaan dan
personal terjadi pro kontra menanggapi SK tersebut. Oleh mereka yang menerima,
diakui konsep ini memiliki sejumlah kelemahan namun dipercaya dapat menjadi
basis konsolidasi kekuatan gerakan mahasiswa. Argumen mahasiswa yang menolak
mengatakan bahwa konsep SMPT tidak lain hanya semacam hidden agenda untuk
menarik mahasiswa ke kampus dan memotong kemungkinan aliansi mahasiswa dengan kekuatan
di luar kampus.
Dalam perkembangan kemudian, banyak timbul
kekecewaan di berbagai perguruan tinggi karena kegagalan konsep ini dalam
eksperimentasi demokrasi. Mahasiswa menuntut organisasi intra kampus yang
mandiri, bebas dari pengaruh korporatisasi negara termasuk birokrasi kampus.
Setelah sekian lama menunggu tanpa adanya perbaikan, tidaklah mengherankan bila
akhirnya mahasiswa di berbagai daerah kembali menghidupkan model organisasi
ekstra kampus sebagai alternatif yang independen.
Hal inilah yang juga dipikirkan oleh generasi muda
Hindu pada saat itu. Menyikapi permasalahan bangsa yang semakin kompleks
menuntut demokratisasi, sedangkan pemerintah masih tetap menyekap ruang gerak
kebebasan di dalam kampus, persatuan dan solidaritas mahasiswa Hindu dari
berbagai daerah muncul untuk mewujudkan sebuah wadah bersama.
2.2
LATAR BELAKANG KONDISI MAHASISWA HINDU NASIONAL
Situasi mahasiswa Indonesia di tanah air,
sebagaimana yang disebutkan diatas, membawa pengaruh yang besar pada mahasiswa
Hindu di awal dekade 90-an. Mahasiswa Hindu yang pada saat tersebut telah
memiliki jaringan informasi internal yang bersifat Informal diantara beberapa
organisasi mahasiswa Hindu yang terpisah-pisah, akhirnya tergerak untuk
membuat suatu aringan informasi yang
permanen diantara mereka.
Setelah jaringan informasi mahasiswa Hindu Indonesia makin solid, para
pelaku pertukaran informasi didalamnya (yang notabene adalah para ketua
organisasi mahasiswa Hindu lokal), memunculkan suatu keprihatinan tentang
ketiadaan suatu organisasi mahasiswa Hindu yang bersifat Formal dan sekaligus
berjangkauan nasional. Ketiadaan organisasi ini, membuat aspirasi mahasiswa
Hindu Indonesia tersumbat, dan seringkali terpaksa disalurkan melalui
organisasi-organisasi lain yang bukan khas mahasiswa Hindu. Akhirnya, masa-masa
awal dekade 90-an menjadi masa-masa pematangan ide tentang suatu organisasi
Mahasiswa Hindu Indonesia yang berjangkauan nasional.
OM SUASTIASTU,
Sebelum
adanya KMHDI sekarang ini merupakan suatu
wadah tempat teman2 berkumpul dikos- kosan dan berbagi pengalaman
dari berbagai dareah yang berjauhan
karena wilayah sultra kepulauan.
1.
dengan dasar itu muncul nama KMHB
(kerukunan mahasiswa Hindu Bali) sebagian besar memang beragama Hindu dari
Bali.
2.
Mempererat tali persaudaraan melalui
kegiatan olah raga yang bekerja sama dengan Banjar.
3.
1993 dan sebelumnya ditingkat Mahasiswa
sudah mulai menyerukan persatuan dari kerukunan menjadi korwil.
4. dalam waktu yang singkat wilayah
Indonesia bagian jawa bali mengadakan pertemuan sehingga terbentuk KMHDI.
PERIODE I (pertama) 1994
– 1996
Ketua
Ketut Wihara dan Sekretaris Wayan siwo yase, pada periode ini merupakan
peletakan dasar KMHDI di sultra. Modal yang dimiliki pada saat itu merupakan
semangat dan kerukunan sementara dalam proses berorganisasi belum teratur dan
belum ada istilah pengkaderisasian yang ada kita berkumpul menyatukan diri dan
saling membahu dalam aktivitas
1.
Mengajar dikalangan adik –adik SMA yang
ada dikota kendari
2.
Mengajar ditingkat perguruan tinggi
sesama teman karena belum ada dosen agama Hindu
3.
Berolah
raga sebagi media kita untuk berkumpul
4.
dan masih banyak yang lainya dalam hal
bekerjasama dengnan banjar dikendari.
PERIODE KE II (DUA) 1996 – 1998
Ketua
Wayan siwo Yase Sekretaris Nyoman Abdi, pada periode ini sudah mulai ada proses
berorganisasi dan penertioban administrasi dan struktur yang jelas. Kondisi
mahasiswa pada saat itu sangat banyak dan sudah berbaur erat dengan masyarkat
kota kendari.
1.
Mulai mendalami apa itu KMHDI
sesungguhnya dan sudah ada Yang
mengikuti kegiatan secara nasional
2. pendirian pura atau pembangunan puru
dikota kendari
3.
Mulai mensosialisasikan KMHDI Melalui
momen Drama, pertandingan persabatan keDesa-desa yang dekat dengan wilayah
kota.
4.
KMHDI Mulai eksis dimasayarakat kota dan
tulang punggung kegiatan dipura kota kendari.
5.
Mengajar SMA dan Teman sejawat dalam hal
Pengetahuan Agama.
PERIODE KE III (TIGA) 1998 – 2000
Ketua
Nyoman Abdi Sekretaris Made Piarsana, pada saat ini tidak jauh beda apa yang
dilakukan oleh pengurus yang sebelumnya namun ada beberapa pion yang menonjol.
1.
dengan jumlah kader yang banyak dan
aktif sehingga sudah mulai berani tampil keluar daerah keluar dari wilayah kota
untuk mensosialisasikan KMHDI Namun hal itu juga masih sebatas kantung2 umat
yang banyak anaknya kuliah
2.
Memberikan dharma wacana baik dipura
kota maupun dipura yang ada diluar kota kendari
3. Mengabdikan diri pada masyarakat.
PERIODE KE IV (EMPAT) 2000 – 2002
Ketua
Nyoman Parsana Sek Putu Sukarningati KMHDI sudah tidak asing lagi ditelinga
masrakat sulawesi tenggara, karena pengabdian yang dijalankan betul-betul
bermamfaat bagi masyarakat dan tepat waktu KMHDI memberikanya. Seiring dengan
itu didalam tubuh KMHDI sendiri Sudah terjadi perombakan besar2an dala hal
berorganisasi.
1. Keeksistansian KMHDI sudah diakui
oleh masyarakat kota dan kabupaten.
2.
mengikuti kegiatan baik ditingkat daerah
maupun nasional
3. pertama kalinya mengenal proses
pemberian materi keorganisasian memang materi KMHDI.
4. Kegiatan yang menonjol pada saat ini
adalah bhakti social kedaerah –daerah yang tertimpa banjir dan tanah longsor.
5. akhir dari periode ini sudah banyak
muncul kader-kader yang betul cinta kepada KMHDI dan sudah memahami KMHDI
PERIODE KE V (LIMA) 2002 – 2004
Ketua
made sugamayasa sekretaris Wayan jasana ppada periode ini memang kader KMHDI sudah
militant dan idealis terhadap jati diri KMHDI sehingga dalam perjalananya mulai
bertentangan dengan tokoh –tokoh Umat sendiri yang mana tidak bisa menerima
sikap dari pada PD KMHDI Sultra. Perubahan yang terjadi adalah :
1. PD KMHDI Sultra berencana membuat mes
KMHDI dan bekerja sama dengan dosen Agama Hindu
namun yang terjadi adalah KMHDI diperbodohi dan nama yang sudah ada
tercoreng oleh salah satu orang dalam hal pembuatan mes KMHDI sementara dana
yang diperoleh hanya untuk kepentingan pribadi.
2.
PD KMHDI Bergabung DI KNPI Prop dalam
memperluas jaringan pada saat itu
3.
Pimpina Pusat pada saat itu Gede
udiantara berkunjung ke sultra dalam
menjalankan tugasnya dan melantik pengurus yang baru.
4.
Mengatasi permasalahan itu maka PD KMHDI
bentuk team BUletin sebagi wahana untuk berkreasi memnyampaikan informasi
terbit setiap purname tilem.
5.
pertengahan periode mulai bertentangan
dengan Parisada, Peradah, Dosen dan pembimas sendiri dalam hal independent
KMHDI, Melalui kejadian tersebut banyak terjadi pro dan kontra dikalangan
masyarakat kota kendari untuk mengatsinya dibentuk Forum Peduli Umat Sementara
dalam perjalananya terseok –seok begitu banyaknya tekanan dari lembaga hindu
yang lainya
6.
Kader KMHDI pada kondisi seperti itu
merapatkan barisan dan memcari solusi dengan membentuk jaringan kemasyarakat
sambil mensosialisasikan kegiatan- kegiatan KMHDI Sultra
7.
Meningkatnya dukungan masyarakat
dikabupaten terhadap masalah yang dihadapi ditingkat provinsi maka KMHDI
mengadakan DIALOG ANTAR LEMBAGA-LEMBAGA HINDU DAN CENDEKIAWAN HINDU
SE-SELULAWESI TENGGARA.
8.
Hasil daripada dialog tersebut
direkomendasikan kepusat dan mendapat respon positif sehingga mendapat dukunga
dari berbagai pihak diluar sultra dan dilam sultra sebagian tokoh umat.
PERIODE KE VI (ENAM) 2004 -2006)
Ketua
Putu sudiartawan sekretaris Iwayan sudiarta, Pada periode ini pada saat tahun
awal masih panasnya kasus-kasus yang terjadi dan KMHDI tetap pada pendiriannya
tidak tergiur oleh keinginan sejenak. Dalam hal menindak lanjuti permasalahan
tersebut pada periode terdahulu KMHDI tetap pada komitmen perjuangan kita untuk
kepentinganorang banyak dan perbaika organisai hindu disultra yang lebih
baiksecara khusus.
1.
Sementara itu sukawesi tenggara
mempunyai Hajatan yang besar yakni Rakernas Peradah selaku tuan Rumah Namun
Namun pada saat itu KMHDI dan peradah, parisada bertentangan dalam pemikiran
sehingga keterlibatan dalam panitia sebatas person bukan organisasi sehingga
Rakernas Peradah terjadinya sangat Fatal dan mencoreng Nama baik sultra.
Sementara teman2 KMHDI diluar sultra mengadakan penyelidikan khusus dalam
rangka rakernas itu selama 2 hari yang dipimpim oleh kakanda Agus Udayana dan
rombongan
2.
Berjalan kepengurusan ini sekitar 4
bulan Parisada dan Peradah Mengadakan Lokasabha dan keterlibatan KMHDI sangat
berpengaruh jalanya Lokasabha peradah dan Parisada sehingga terbentuk pengurus
yang sesuai dengan kehendak KMHDI dan beberapa Tokoh Umat di kendari.
3.
KMHDI Sultra melaksanakan kegiatan TOT
Se-Sulawesi berjalan dengan sukses dan dari pusat Hadir Made Mahardika, S.T.
Sementara pada saat itu saudara sekretaris ada dib CIBUBUR Mengikuti Kegiatan
Nasional Kerukunan antar Umat beragama dan Saudara ketua baru dianggakat
menjadi karyawan di BPD, Namun dari kesigapan teman-teman kegiatan sukses dan
sesuai rencana.
4.
Menginjak pertengaahan Tahun PD KMHDI
Sultra Mulai goyah kader-kader PD KMHDI rata-rata sudah pada pulang kampung dan
sebagian besar terikat oleh PNS.
5.
PD KMHDI Sultra mengalami goncangan dari
anggota KMHDI sendiri menginginkan kembali memunculkan kebersamaan melalui
kegiatan – kegiatan social kemasyarakat sementara itu ketua terikat oleh
pekerjaan sehingga sekretaris mengambil alih kegiatan ketua kurang lebih satu
tahun
6.
masa peralihan itu banyak yang
menginginkan lokasabha luarbiasa namun dapat diteratasi dan program kerja KMHDI
berjalan sebagimana mestinya
7.
Pada tanggal 19 juli PD KMHDI menyurat
secara serentak ke tiga kabupaten yang ada universitasnya yakni kab. Kolaka,
Kab. Buton, Kab. Konawe atas bantuan kakanda KMHDI Sultra untuk membentuk PC
Diwilayah / kab tersebut. Dan hasilnya pada tanggal 08 Oktober 2006 PC KMHDI Kolaka dilantik yang
beranggotakan +- 35 Orang( Dua anggkata 2005da 2006)
8.
PD KMHDI Melaksanakan Lokasabha Ke VII
dan terpilih saudara Gede Indra Astawa sebagai Ketua dan Putu Desak Alit Yastuti
sekretaris
PERIODE KE VII (KETUJUH)
2006-2008
Setelah
dilaksanakannya Lokasabha VII dengan terpilihnya Gede Indra Astawa dan Putu
Desak Alit Yastuti sebagai Sekretaris, maka terbentuklah kepengurusan yang baru
periode 2006-2008 yang diharapkan mampu membawa KMHDI kadalam perubahan,
kemajuan dalam mengkader tunas-tunas Hindu yang berkualitas.
1.
Pada awal kepengurusannya Gede Indra
terjadi peristiwa yang membuat KMHDI Sultra terpuruk, ketua KMHDI Sultra Gede
Indra keluar dari KMHDI karena menikah dan lebih memilukan lagi menikah dan
pindah agama. Ini adalah cermin bagi kita betapa lemahnya sradha kader-kader
KMHDI di Sultra. Sungguh mencoreng nama KMHDI Sultra pada khususnya sehingga
terjadi krisis kepercayaan dan kepemimpinan dalam KMHDI Sultra. Tapi hal ini
sepenuhnya tak bisa disalahkan, karena inilah jalan hidup manusia.
2.
Awal bulan Februari 2007 ditengah-tengah
krisis kepercayaan baik oleh anggota maupun oleh umat Hindu Sultra, PD KMHDI
Sultra mengadakan Lokasabha Luar Biasa dan memilih ketua yang baru dengan Putu
Desak Alit Yastuti Sebagai ketua dan Made Miarsana sebagai Sekretaris.
3.
Pada awal bulan April 2008 kembali
terjadi pergantian ketua, Putu Desak Alit juga Keluar Dari KMHDI karena desakan
dari keluarga untuk menikah dan digantikan oleh Made Miarsana selaku Sekretaris
menjadi Plt Ketua.
4.
Diawal kepengurusannya, PD KMHDI Sutra
mulai bangkit dan mendapat kepercayaan kembali oleh umat Sultra, hal ini
ditunjukan dalam peran KMHDI dalam menyukseskan Utsawa Dharma Gita Nasional
yang dilaksanakan pada bulan Juli 2008.
5.
Pertengahan Bulan Agustus 2008, Made
Miarsana selaku Plt Ketua bersama teman-teman KMHDI membuat sekretariat yang
tetap karena selama ini setiap pergantian ketua, sekretariatnya selaku berubah
sesuai dengan tempat ketua yang terpilih.
PERIODE KE VIII (KEDELAPAN)
2009-2011
Pada
Tanggal 9 Mei 2009 PD KMHDI Sultra mengadakan Musyawarah Daerah (Lokasabha
VIII) dan Seminar Nasional dengan terpilihnya I Gede Putra Adnyana sebagai Ketua dan wayan trimawiasa sebagai sekretaris. Diawal kepengurusannya, KMHDI
Sultra mulai diakui oleh Umat Sedharma Sultra dengan berbagai gebrakan-gebrakan
untuk mengajegkan Hindu. Hal ini mendapat respon yang sangat positif dikalangan
umat Hindu Sultra.
1.
Pada awal bulan Juli 2009, KMHDI
memfasilitasi adik-adik pelajar SMA untuk membentuk suatu persatuan untuk
menjalin kebersamaan Umat Hindu
dikalangan pelajar yang disebut PPHD Kota Kendari (Persatuan Pelajar Hindu
Dharma) yang pada tanggal 1 Agustus 2009 bertepatan dengan adanya rahinan
Saraswati diadakan Pengukuhan Oleh Parisada Provinsi.
Program Kerja
1. Biro Kaderisasi dan Organisasi
·
melaksanakan
MPAB tahun 2009 dan 2010 dengan peserta yang sangat funtustis! 104 anggota baru
untuk 2009 dan 96 anggota baru untuk 2010.
·
Melaksanakan
DMO tahun 2010 dan 2011, dengan jumlah peserta yang tidak begitu mencengangkan.
Tapi semangatnya yang patut mendapat apresiasi.
·
Melaksanakan
TOT VII regional Sulawesi yang dihadiri 56 peserta dan peninjau seluruh PD/PC
dalam regional Sulawesi.
·
Mengutus
delegasi pada Rakornas IX KMHDI di Mataram, 3-5 September 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar